< img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=3095432664053911&ev=PageView&noscript=1" /> Membuka Potensi Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS) – Teknologi Baterai

Membuka Potensi Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS) – Teknologi Baterai

drtfgd (19)

Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS) merevolusi cara kita mengonsumsi energi dan menawarkan banyak manfaatof manfaatnya termasuk konsumsi energi yang cerdas, pengurangan biaya, ketahanan, konservasi sumber daya, dan efisiensi lingkungan.

BESS hadir dalam berbagai ukuran, mulai dari unit rumah tangga kompak hingga sistem berskala besar yang melayani utilitas dan industri di seluruh dunia.Namun, sistem ini berbeda berdasarkan elektrokimia atau teknologi baterai yang digunakan.Dalam artikel ini, kita akan mempelajari jenis baterai BESS utama dan peluang yang dihadirkannya untuk solusi penyimpanan energi.

Baterai Litium-Ion (Li-Ion).

Berdasarkan laporan tahun 2020 oleh Administrasi Informasi Energi AS (EIA), lebih dari 90% Sistem Penyimpanan Energi Baterai skala besar di AS mengandalkan baterai litium-ion.Statistik global mencerminkan tren ini.Jenis baterai yang dapat diisi ulang ini ada di mana-mana di kendaraan listrik, perangkat elektronik konsumen, dan perangkat portabel seperti ponsel cerdas, laptop, tablet, dan kamera.Baterai litium-ion mencakup berbagai jenis bahan kimia, antara lain litium kobalt oksida, litium mangan oksida, litium besi fosfat, dan litium nikel mangan kobalt oksida (NMC).

Keunggulan baterai Li-ion sangat banyak, menjadikannya teknologi terdepan dalam penyimpanan energi.Baterai ini ringan, kompak, memiliki kapasitas dan kepadatan energi yang tinggi, memerlukan perawatan minimal, dan memiliki masa pakai yang lama.Selain itu, baterai ini mengisi daya dengan cepat dan memiliki tingkat self-discharge yang rendah.Namun, kelemahannya termasuk biaya yang relatif tinggi, sifat mudah terbakar, dan kepekaan terhadap suhu ekstrem, pengisian daya yang berlebihan, dan pengosongan yang berlebihan.

Baterai Asam Timbal (PbA).

Baterai timbal-asam mewakili salah satu teknologi baterai tertua dan paling hemat biaya yang ada.Mereka banyak digunakan dalam aplikasi otomotif, industri, dan sistem penyimpanan daya.Khususnya, baterai ini sangat dapat didaur ulang dan berfungsi secara efisien baik di lingkungan bersuhu tinggi maupun rendah.Baterai asam timbal yang diatur katup (VRLA), varian modern, mengungguli pendahulunya dengan masa pakai yang lebih lama, peningkatan kapasitas, dan perawatan yang disederhanakan.Namun, pengisian daya yang lambat, kelas berat, dan kepadatan energi yang lebih rendah merupakan keterbatasan utama teknologi ini.

Baterai Nikel-Kadmium (Ni-Cd).

Baterai Ni-Cd menonjol dalam perangkat elektronik yang dapat dipakai hingga munculnya baterai Li-ion.Baterai ini menawarkan keserbagunaan dengan berbagai konfigurasi, keterjangkauan, kemudahan transportasi dan penyimpanan, serta ketahanan terhadap suhu rendah.Meskipun demikian, mereka tertinggal dibandingkan pesaingnya dalam hal kepadatan energi, tingkat self-discharge, dan kemampuan daur ulang.Baterai nikel-metal hidrida (Ni-MH), yang menggunakan komponen nikel oksida hidroksida (NiO(OH)) dengan teknologi Ni-Cd, menawarkan fitur-fitur unggulan seperti peningkatan kapasitas dan kepadatan energi.

Baterai Natrium-Sulfur (Na-S).

Baterai natrium-belerang menggunakan garam cair, menjadikannya teknologi yang hemat biaya.Baterai ini unggul dalam kepadatan energi dan daya, umur panjang, dan pengoperasian yang stabil dalam kondisi ekstrem.Namun, penerapannya terbatas karena persyaratan suhu pengoperasian yang tinggi (tidak kurang dari 300℃) dan kerentanan terhadap korosi.Natrium, yang merupakan komponen penting, menimbulkan masalah keamanan karena sangat mudah terbakar dan meledak.Terlepas dari tantangan-tantangan ini, baterai natrium-belerang terbukti ideal untuk penyimpanan energi mandiri yang terintegrasi dengan sumber daya terbarukan.

Aliran Baterai

Berbeda dengan baterai isi ulang konvensional yang menyimpan energi dalam bahan elektroda padat, baterai mengalirkan energi dalam larutan elektrolit cair.Jenis yang paling umum adalah baterai vanadium redoks (VRB), dengan varian lain termasuk kimia seng-bromin, seng-besi, dan besi-kromium.Baterai Flow menawarkan serangkaian manfaat unik, termasuk masa pakai yang sangat lama (hingga 30 tahun), skalabilitas tinggi, waktu respons cepat, dan risiko kebakaran rendah karena elektrolitnya yang tidak mudah terbakar.Karakteristik ini telah mengamankan pangsa pasar baterai aliran yang signifikan dalam sistem penyimpanan energi on-grid dan off-grid, terutama dalam aplikasi skala besar.

Dengan teknologi baterai ini, lanskap energi mengalami transformasi, memberikan beragam solusi untuk memenuhi berbagai kebutuhan di berbagai industri dan sektor.Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, peran Sistem Penyimpanan Energi Baterai akan menjadi semakin penting dalam membentuk masa depan energi kita.

drtfgd (20)

Waktu posting: 28 Agustus-2023